Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai pengolah bahan makanan. minyak goreng adalah minyak yang berasal dari nabati atau hewani yang telah dimurnikan dalam bentuk cair pada suhu kamar, umumnya digunakan untuk menggoreng makanan (Inayah, 2021).
Minyak jelantah adalah minyak yang berasal dari jenis minyak goreng, minyak ini merupakan bekas pemakaian dalam penggorengan bahan pangan. Umumnya dapat disebut minyak jelantah apabila telah digunakan berulang ulang 3-4 kali pemakaian, sehingga menurun kualitasnya. minyak jelantah mengandung lemak bebas lebih dari 50% asam lemak bebas, sehingga dalam hal ini minyak jelantah tidak boleh digunakan dalam menggoreng makanan (Kemendag, 2013).
Jumlah penggunaan minyak untuk keperluan menggoreng dalam rumah tangga dan pedagang gorengan yang cukup besar menyebabkan timbulnya kebiasaan dalam menggunakan minyak goreng secara berulang dengan alasan penghematan biaya, sehingga dapat merusak mutu minyak goreng dan makanan yang menyebabkan minyak menjadi kecoklatan bahkan menjadi hitam (LPPOM MUI, 2010).
Untuk mengurangi penggunaan minyak jelantah secara berulang, perlu dilakukan berbagai usaha agar tidak menjadi masalah bagi lingkungan. Pemanfaatan limbah minyak jelantah terdapat berbagai alternatif misalnya dalam pembuatan biodiesel. Saat ini terdapat alternatif lain dalam pemanfaatan limbah jelantah misalnya seperti yang dilakukan oleh anggota Aisyiyah, Kecamatan Sumbang yang memanfaatkan minyak jelantah sebagai lilin aromaterapi dengan metode pelatihan dan informasi pada mitra berupa:
1. Pembuatan Lilin Aromaterapi dari Minyak Jelantah
Selain dimanfaatkan sebagai bahan bakar biodiesel, biofuel, minyak jelantah dapat dijadikan sebagai alternatif dalam pembatan lilin aromaterapi. Proses pembuatan lilin aromaterapi terdiri dari beberapa tahapan. pada pembuatan produk ini memanfaatkan ilmu terapan kimia hidrokarbon sebagai teori utama dalam pengolahan minyak menjadi lilin, sehigga pencampuran minyak jelantah dapat menghasilkan Crude gliserin (Nane, dkk, 2014).
2. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Dengan adanya pemanfaatan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi dapat mengurangi adanya pembuangan minyak jelantah ke selokan atau sungai yang dapat berkurang dengan adanya upaya pengolahan limbah dari rumah tangga. Minyak goreng jelantah yang dibuang begitu saja tanpa pengolahan akan membutuhkan perbaikan lingkungan yang tidak hanya sulit, tetapi membutuhkan biaya yang besar (Vanessa dan Bouta, 2017).
3. Sebagai Sarana Wirausaha
Dilihat dari segi ekonomi, pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah dapat menghasilkan pendapatan yang cukup tinggi, karena biaya produksi yang cukup minim, dan juga hasil produksi yang merupakan alat guna yang memiliki nilai ekonomis. Dalam pemasarannya saat ini bisa diakukan pada media sosial yang telah umum pada kalangan ibu-ibu dan remaja misalnya Whatsapp, Instagram, atau Online Shop.
Dengan adanya pemanfaatan minyak jelantah sebagai lilin aroma terapi ini dapat diperoleh hasil berupa
- Meningkatnya kreatifitas ibu-ibu dan remaja
- mengurangi minyak jelantah yang dibuang langsung tanpa adanya pengolahan lebih lanjut
- Sarana berwirausaha
- Mengetahui bahaya penggunaan minyak jelantah dalam pengolahan makanan
- Mendapatkan Ilmu baru mengenai pengolahan minyak jelantah, yag biasanya dianggap sebagai bahan yang sudah tidak bisa digunakan ulang
Sumber:
Kemendag, 2013, Siaran Pers Kemendag Mendorong Masyarakat Untuk Beralih dari Minyak Curah ke Minyak Goreng Kemasan., Jakarta, Kementrian Perdagangan
LPPOM MUI, 2010. SK Kelompok Produk.
Vanessa, M. C & J. M. F. Bouta. 2017. “Analisis Jumlah Minyak Jelantah yang Dihasilkan Masyarakat di Wilayah Jabodetabek”